MODERASI BERAGAMA DAN GENERASI MILENIAL

 

Sebuah tampilan di kanal Youtube menampilkan tentang sekumpulan, anak-anak yang diberi pertanyaan berupa gambar tokoh dan menebak siap tokoh tersebut. Hal yang tidak terduga anak-anak tersebut dengan rentang sekolah SD – SMP menjawab dengan jawaban tak terduga. Saat mereka disodorkan gambar Pahlawan seperti R.A. Kartini, Patimura, Jenderal Sudirman  tidak banyak yang dapat menjawabnya, tetapi saat di sodorkan gambar Youtuber : Jess No Limit, Listy Chan, dan sebagainya mereka sangat cepat dan benar menjawab.  Fakta lainnya yaitu dipostingya sejumlah video di aplikasi Medsos yang menampilkan hedonism, pornografi dan ketidak pedulian hidup.

           Hal yang lain ada juga anak-anak muda yang giat dalam kajian keagamaan tingkat SMA maupun Perguruan Tinggi.  Mereka yang ikut kajian ini cukup banyak yang kemudian berubah pandangan menjadi ekslusif dan membatasi komunitas menjadi homogen. Awalnya mereka berbaur akhirnya berubah membatasi diri menjadi agak tertutup. Ada juga mahasiswa yang berkegiatan dalam persekutuan mahasiswa yang juga malah menjadi ekslusif dalam pergaulannya dilingkungan kampus.  

Kedua hal diatas merupakan 2 kutub yang dijumpai dalam keseharian anak muda saat ini. Kutub pertama adalah kutub Sekuler. Kutub ini adalah deretan generasi Milenial yang show off dengan beragam video hedoninsme sepeti Prank, foya-foya, seks bebas/pornografi, kata-kata bully dan hujatan dan lainnya. Kutub yang kedua yaitu anak muda yang hidupnya ekslusif. Hanya berteman dilingkungan yang homogen saat disekolah/kampus. Mereka merasa bahwa bergaul/bersosialisasi dengan yang berbeda Agama/Kelompok adalah hal yang tabu bahkan ada yang secara ekstrim berkata dosa.

 Inlah tantangan dalam kehidupan bernegara saat ini. Politik Identitas pelan-pelan semakin jelas terlihat. Untuk itu peran umat beragama adalah menunjukan sikap hidup yang bersahaja. Memperjuangan nilai  Moderasi/kerukunan adalah agenda yang wajib disuarakan. Kutub sekuler dan kutub ekstrimis adalah adalah dua kutub yang harus dihadapi saat ini. Untuk itulah nilai kasih kebenaran dan moderasi wajib dilaksanakan oleh umat beragama di Indonesia demikian juga Perkembangan Iptek saat ini berpengaruh terhadap perkembangan iman dan religiusitas keumatan.

Disinyalir bahwa sebenarnya tidak sedikit umat yang mulai skeptis, bahkan mulai meninggalkan akidah dari iman mereka. Arahnya adalah menjadi Ateis secara tidak langsung. Untuk itulah umat, terutama elemen keagamaan wajib proaktif dalam membina dan mendampingi generasi muda saat ini. Pendekatan kepada generasi muda sebagai penerus bangsa dapat dilaksanakan dengan menggelar event kebersamaan : aksi sosial bersama lintas agama, diskusi kebangsaan, peringatan hari kebangsaan bersama forum silaturahmi umat beragama dan sebagainya. Kegiatan tersebut dapat dilaksanakan mulai tingkat terkecil yaitu RT/RW lalu tingkat desa kelurahan dan terus keatas.

Hasil dari Moderasi genersi muda milenial ini tentu akan diraskana hasilnya tidak secara langsung tetapi dalam 10-15 tahun kedepan. Tuaian dari moderasi diharapkan membawa Indonesia menjadi negara yang toleran, menghargai HAM, maju secara ekonomi dan dalam segala bidang, tentu juga sejahtera dalam bernegara.  Keistimewaan dan keunggulan Indonesia dibanding negera lain adalah bersatunya keberagaman dalam satu payung kebangsaan yaitu Pancasila.

Bandingkan dengan konflik di Balkan/Yugoslavia dulu yang terpecah belah berdasarkan agama dan etnis. Lebanon pernah merasakan kehancuran serupa saat umat beragam disana terpancing isu Politik Identitas. Untuk itu Moderasi adalah jalan untuk membuat keadaan menjadi stabil dan tentram. Indonesia Maju akan diraih saat generasi muda dapat menjalin kerukunan melalui moderasi. [ABR}

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CEGAH STUNTING DENGAN 5 HAL PENTING

Berserah dalam Anugerah

Protestan Merayakan Rabu Abu?...