Protestan Merayakan Rabu Abu?...

Berdasarkan Petikan Artikel Quora : 

Author : Prasetyo 6 April 2025

Sebelum bahas lebih jauh, yuk cari tahu dulu sekilas asal-usul tradisi Rabu Abu ini.




Sejarah Rabu Abu

Bagi umat Katolik, Rabu Abu adalah hari pertama masa Prapaskah. Masa Prapaskah itu berlangsung 6 minggu, disertai dengan puasa 40 hari (meneladani puasa Yesus di padang gurun). Awalnya, gereja mula-mula (abad 1-2) hanya mempraktikkan puasa singkat sebelum Paskah. Lalu abad 3-4 mulai muncul masa puasa lebih panjang, dan akhirnya jadi 40 hari di sekitar abad 5-7.

Tradisi Rabu Abu sendiri gak ada di gereja mula-mula. Tradisi ini baru muncul sekitar abad 8, lalu makin populer di abad 10. Baru di tahun 1091, Paus Urbanus II resmi menetapkannya dalam Konsili Benevento. Selama 500 tahun berikutnya Rabu Abu menjadi tradisi yang sangat mengakar di gereja Katolik.

 

Funfact Rabu Abu:

Nama resminya di Gereja Katolik adalah Dies Cinerum atau Hari Abu (The Day of Ashes), tapi lebih dikenal sebagai Rabu Abu karena jatuhnya selalu hari Rabu.

Dulu, cara penempatan abu beda antara pria & wanita. Pria: abu ditabur di kepala. Wanita: abu dioleskan di dahi. Sekarang diseragamkan, semua dioleskan di dahi membentuk salib.

Gereja Ortodoks tidak merayakan Rabu Abu. Ketika Rabu Abu ditetapkan tahun 1091, Gereja Ortodoks sudah berpisah dari Gereja Katolik akibat skisma besar tahun 1054.

 

Reformasi Luther & Rabu Abu

Saat reformasi gereja di abad 16, Luther (pencetus reformasi) gak serta-merta membuang semua tradisi Katolik. Selama tradisi itu gak bertentangan dengan Alkitab, punya manfaat secara rohani, dan gak dianggap "wajib supaya masuk sorga" silakan aja dilakukan. Ini menjadikan Gereja Lutheran itu kayak "Katolik versi Lite." Mereka pertahankan tradisi gereja Katolik (misalnya hierarki uskup, altar, misa, puasa, kalender gerejawi), tapi tanpa Paus.

Yang lain lebih strict. Misalnya Gereja Calvinis. Mereka cuma ambil tradisi yang jelas-jelas ada di Alkitab. Kalo gak ada dasar Alkitabiah — meski gak bertentangan dengan Alkitab — hanya disimpan di gudang sejarah dan dilupakan.

Jadi, kalau Rabu Abu?

Yup! Gereja-gereja Lutheran tetap merayakannya — dari dulu sampai sekarang — lengkap dengan abu di jidat seperti Katolik. Mereka gak pernah melupakan tradisi ini. Sebaliknya, Gereja-gereja Calvinis gak merayakannya karena gak melihat dasar tradisi ini di gereja mula-mula.

 

https://qph.cf2.quoracdn.net/main-qimg-87b54b2876e14e39de77ac5771bec8ce

Rabu Abu di Gereja Lutheran St. John, Atlanta

[1]

Kenapa Gereja Protestan Indonesia dulu gak rayain Rabu Abu? Karena misionaris Belanda yang bawa Kristen ke Indonesia (sekitar abad ke-19) kebanyakan Calvinis! Makanya, gereja-gereja Protestan turunannya (seperti GPIB, GMIM, GMIT, GKI, dll.) gak kenal Rabu Abu.

Sekarang kok mulai ikutan?

Ini karena pengaruh gerakan ekumenis (kerjasama antar-gereja). Ditambah hubungan Ortodoks-Katolik-Protestan sekarang sudah jauh lebih baik dibanding beberapa abad lalu. Jadi, beberapa gereja Protestan mulai "membongkar ulang gudang sejarah" dan mereka menemukan nilai rohani di balik Rabu Abu. Apalagi, dari hasil bongkar ulang gudang sejarah dan kerja sama dengan gereja lain, mereka jadi bisa melihat kalo ada gereja reformasi lain yang ternyata gak pernah meninggalkan tradisi itu.

Tapi ya, tentu saja, gak semua ikutan—masih banyak gereja Protestan yang gak rayain, terutama Protestan yang udah beralih ke Pentakosta dan Karismatik. Jadi, ini lebih ke pilihan masing-masing gereja aja.

 

Gitu deh ceritanya! 😊

Bahan bacaan:

What are the origins of Ash Wednesday and the use of ashes? - Catholic Straight Answers

Ash Wednesday: Meaning and Origins of the Ashes

Ash Wednesday | EWTN

Dies Cinerum - Mirifica News

Konsili Vatikan II dan Gerakan Ekumenis (2)

Ecumenical

Gerakan Oikumenis Makin Majemuk, Sekum PGI: Kembangkan dan Hidupi Spiritualitas yang Inklusif

Ash Wednesday?

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

CEGAH STUNTING DENGAN 5 HAL PENTING

Berserah dalam Anugerah