Keluargaku, Anugerahku
Keluargaku, Anugerahku
(Matius
22:34-40)
Kita tidak bisa memilih siapa keluarga kita, tetapi
kita bisa menerima keluarga kita dengan penuh kasih sayang. Tentunya, setiap
kita mempunyai jumlah anggota keluarga yang berbeda-beda. Ada ayah, ibu, kakak,
adik, mbah, dll. Kita memiliki latar belakang yang berbeda, tetapi kita
sama-sama memiliki kasih yang dibangun di dalam tiap-tiap keluarga.
1. Menerima anggota keluarga kita
Setiap anggota keluarga mempunyai kelebihan dan
kekurangan masing-masing. Baik kelebihan maupun kekurangan semestinya menjadi
jalan bagi kita untuk saling melengkapi satu dengan yang lain, sehingga
tercipta keharmonisan dalam keluarga.
2. Tidak membanding-bandingkan
Kita belajar untuk mengasihi semua anggota keluarga
tanpa membeda-bedakan atau membandingkan. Tidak ada yang lebih unggul,
melainkan semuanya sama atau setara.
3. Mensyukuri keluarga kita sebagai anugerah dari Tuhan
Keluarga kita adalah keluarga yang berharga karena
keluarga kita berasal dari Allah. Kita patut untuk bersyukur atas kehadiran
keluarga kita. Melalui keluarga kita mendapatkan pendidikan (Amsal 22:6). Orang
tua mendidik berarti mereka menyayangi kita sebagai anaknya. Mereka ingin agar
hidup anak-anaknya berada di jalur yang benar dengan hidup di jalan Tuhan.
Seperti halnya Tuhan telah terlebih dahulu mengasihi
kita, maka kita pun juga mengasihi Tuhan melalui keluarga kita. Sama seperti
yang tertulis dalam Matius 22:37, “Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap
hatimu, dan dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap akal budimu”.
Kita tahu Tuhan begitu mengasihi kita melalui
perbuatan-perbuatan-Nya sehingga kita merasakan kasih-Nya yang sangat besar dan
tidak dapat kita balas dengan apapun kecuali ucapan syukur kita kepada Tuhan.
Orang yang dikasihi oleh Tuhan pastilah akan mewujudkan kasih Tuhan itu kepada
sesama kita. Seperti yang tertulis dalam Matius 22:39, “Kasihilah sesamamu
manusia seperti dirimu sendiri”.
Wujud syukur kita sebagai anak-anak Tuhan adalah mengasihi sesama kita. Ingat, kita tidak hidup sendiri melainkan
bersama. Lingkup terkecil kita di sini adalah keluarga kita. Kita bisa
menyatakan kasih Kristus kepada keluarga kita masing-masing.
Lalu, bagaimana caranya agar kita bisa mewujudkan
kasih kita kepada keluarga?
1. Menyatakan kasih kepada keluarga kita melalui
perkataan, misalnya mengatakan “aku sayang bapak, ibu, kakak, dan adik”. Atau
juga melalui kata-kata yang membangun bukan mengejek atau merendahkan anggota
keluarga. Mengejek atau merendahkan bisa menjadikan minder/kurang percaya diri.
Padahal Tuhan menciptakan kita sebagai anak-anak yang berharga dan dikasihi.
2. Menyatakan kasih kepada keluarga kita melalui
perbuatan, misalnya membantu membersihkan rumah, merawat anak-anak dengan penuh kasih sayang, dll.
3. Percaya bahwa keluarga juga mengasihi kita dan
memperhatikan kita.
Semua anggota keluarga pastilah akan mengasihi dengan
setulus hati. Maka kita perlu mengasihi dengan setulus hati juga, bukan dengan
kepura-puraan.
Komentar
Posting Komentar